Uang 'Siluman' di Pertarungan Pemilu
Supardi (bukan nama sebetulnya), tiba-tiba diundang ke Jakarta. Seorang pejabat parpol menghubunginya. Ia disuruh tiba ke gedung wakil masyarakat di Senayan.
Ia masih ingat benar. IMAX777Slot terpercaya di indonesia Saat itu, si petinggi meminta memberikan dukungan salah satunya calon bupati menjelang pemilihan kepala daerah serempak 2020. Waktu itu Supardi memegang ketua dewan pimpinan cabang (DPC) salah satunya partai politik dalam suatu kabupaten kecil di Propinsi Jawa tengah.
Dalam tatap muka itu, si petinggi mengatakan siap menggulirkan uang ke Supardi. Nilainya sampai miliar rupiah. Asal, partai politik yang ada di bawah instruksi Supardi, ingin memberikan dukungan jawara si petinggi.
Supardi dan partainya, awalannya ada di faksi musuh (incumbent). IMAX777Agen slot terpercaya Tetapi, intern konsolidasi bersama calon incumbent tidak temukan jalan keluar menjelang pemilihan kepala daerah diadakan. Formasi pasangan calon yang disodorkan menjumpai jalan buntet.
Walau sebenarnya, saat itu parpolnya punyai 7 bangku DPRD. Satu bangku dipandang Rp200 juta oleh si incumbent. Untuk pemenuhan ongkos kampanye calon. Keseluruhan Rp1,4 miliar.
Lobi-lobi dilaksanakan. Supardi juga pada akhirnya pilih meng ikuti perintah si petinggi. Menampik Rp1,4 miliar, ia mengubah support ke calon lain IMAX777pemilihan kepala daerah . Maharnya tidak kalah menarik.
"Angkanya tidak dapat saya sebutkan, tetapi lebih dari penawaran incumbent," tutur Supardi ke merdeka.com sambil ketawa awalnya Maret kemarin.
Ia memperjelas, uang itu tidak masuk kantong individu. Tetapi untuk pemenuhan ongkos kampanye. Supardi mengaku praktek jual-beli bangku untuk support pasangan calon Pemilihan kepala daerah telah wajar terjadi. Bukan tanpa ada alasan, ongkos politik yang lebih tinggi menjadi satu diantara aspek terpenting.
Misalkan, partai politik perlu dana untuk kampanye. Memasangkan billboard, banner, bahkan juga umbul-umbul supaya calonnya dikenali masyarakat.
Tetapi Supardi memperjelas, peralihan support itu bukan semata-mata mahar jual-beli bangku. Tetapi realita politik untuk parpolnya yang tidak dapat tergabung dengan incumbent saat tersebut. Walau pada akhirannya, incumbent kembali menang. Lajur MK sebelumnya sempat dilakukan. Tetap kalah.
Narasi masalah 'beli kursi' untuk persyaratan penyalonan kepala wilayah ini dikatakan oleh figur yang membidik bangku kepala wilayah di Pemilihan kepala daerah 2024. Politisi salah satunya partai simpatisan pemerintahan ini akui mempersiapkan 'isi tas' buat memperoleh ticket pemilihan kepala daerah.
Ia menceritakan, minimal untuk tingkat gubernur, memerlukan uang beberapa ratus miliar. Diakuinya siap jika harus beli bangku anggota DPRD tingkat propinsi. Bujetnya Rp1 miliar per bangku.
Komentar
Posting Komentar